Alasan di Balik Retur Obat yang Begitu Kompleks

17 Februari 2022

Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Konsultasi Gratis

Konsultasi Gratis Farmacare


Kami di Farmacare pernah sedikit menganalisa Ketentuan Retur Barang Kadaluarsa dari salah satu distributor nasional. Untuk satu distributor ini saja, ada daftar 27 aturan retur yang berbeda untuk setiap jenis barang, termasuk perbedaan batas waktu penerimaan retur (0, 1, 2, 3, atau 6 bulan sebelum ED), batasan maksimal (tablet: max 10 box), perlu persetujuan principal atau tidak, dan lain sebagainya. Belum lagi aturan standar yang berlaku untuk semuanya, yaitu dilengkapi copy faktur, kemasan harus utuh, batch nomor fisik sesuai dengan faktur, dan produk bukan dari penjualan program discount/ kondisi khusus/bonus. Jika distributor-distributor lain punya kompleksitas ketentuan retur yang serupa (dan sepertinya memang demikian), hampir tidak mungkin bagi apotek untuk memperhitungkan aspek ini pada saat pembelian barang, dan sangat tidak mudah untuk melakukan retur barang saat barang menjelang ED.

Mengapa distributor dan principal obat tidak menerapkan kebijakan yang lebih sederhana dan konsisten? Ada beberapa alasan.

Pertama, memang tidak ada regulasi pemerintah yang mengatur tentang ketentuan retur. Kedua, retur itu memang merepotkan bagi distributor dan principal obat, terlepas dari nilai barang itu sendiri. Distributor harus menyimpan copy faktur selama 5 tahun ke belakang dan mengalokasikan tenaga admin untuk mencari faktur yang sesuai jika terjadi retur. Yang lebih repot lagi, mereka juga harus merevisi entri yang sudah mereka lakukan bertahun-tahun sebelumnya di aplikasi e-faktur pajak. Tidak heran jika mereka berusaha dengan cara halus agar retur dari apotek jarang terjadi.

Siapa yang menjadi korban dari kondisi ini? Apotek! Distributor biasanya menjual produk ke apotek dalam kondisi boks utuh, sehingga distributor hampir selalu bisa menjaga stok di gudang mereka dalam keadaan utuh dan bisa di-retur ke principal. Distributor juga punya jenis barang (SKU) yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan apotek, sehingga kemungkinan barang menjadi ED juga kecil. Apoteklah yang bertugas memecah barang dalam bentuk dus menjadi strip/tablet sesuai yang dibutuhkan konsumen. Yang bisa dilakukan apotek saat ini hanya menyimpan hardcopy faktur dengan baik dan menginput faktur ke sistem aplikasi manajemen apotek dengan seksama hingga ke nomor batchnya. Aplikasi ini juga sebaiknya bisa mengingatkan kondisi barang menjelang ED sejak 6 bulan sebelumnya hingga retur tidak perlu dilakukan secara mendadak.

Aplikasi Farmacare bisa menjadi salah satu pilihan untuk membantu menghindari kerugian dari stok ED, dengan berbagai cara:
  • Melihat laporan barang yang mau ED dalam 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun, sehingga bisa memprioritaskan untuk menjual barang-barang tersebut terlebih dahulu, ataupun kalau perlu retur, bisa disiapkan dari jauh hari
  • Menggunakan data dari laporan barang yang laris dan tidak pernah terjual (dead stock) saat pengadaan barang, sehingga bisa menghindari stok yang mengendap terlalu lama yang beresiko ED
  • Menggunakan informasi barang mau habis dan rata-rata stok terjual pada fitur Defekta, sehingga bisa melakukan pengadaan secara optimal
Kita harapkan lembaga yang berwenang bisa membuat regulasi mengenai retur obat sehingga menjadi lebih sederhana dan tidak terlalu merugikan apotek.
oleh Farmacare CX 15 Oktober 2025
Sejak awal, Farmacare mengemban misi untuk membantu pengelola & pegawai apotek komunitas agar bisnis apotek menjadi sehat dan terus bertumbuh. Salah satu caranya adalah mengadopsi berbagai teknologi terkini ke dalam aplikasi. Mulai dari teknologi cloud, PWA (Progressive Web Apps), websocket, payment gateway, hingga yang terbaru adalah QRIS. Seiring AI menjadi topik hangat dalam tiga tahun terakhir, Farmacare terus memantau momentum yang tepat untuk mengadopsi teknologi ini. Kami meyakini bahwa AI akan memegang peran krusial dalam membantu pengelola apotek. Namun, kami juga berkomitmen untuk tidak mengadopsi AI secara gegabah. AI yang tidak disiapkan dan dilatih dengan cermat justru berpotensi menimbulkan kesalahan (sering disebut 'halusinasi') atau menghasilkan interaksi yang terasa kaku dan kurang solutif. Oleh karena itu, tim Farmacare memutuskan untuk menggali ilmu langsung dari para pakar di Google, melalui partisipasi kami dalam program Google for Startups Accelerator Southeast Asia (AI Focused). Dari lebih dari 200 tim pendaftar, Farmacare dengan bangga terpilih sebagai salah satu peserta program bergengsi ini. Acara Bootcamp Intensif Bersama 19 tim terpilih lainnya, kami telah menuntaskan bootcamp intensif selama lima hari di kantor Google Indonesia di Jakarta. Selama bootcamp, kami mengeksplorasi berbagai potensi adopsi teknologi AI. Salah satu hasilnya, yaitu fitur AI untuk pembacaan faktur otomatis, telah kami implementasikan dan siap dirilis minggu depan! Mengenai proyek AI kami berikutnya, kami belum bisa berbagi detail lebih lanjut. Namun, satu hal yang pasti: kami berkomitmen penuh untuk menghadirkan fitur-fitur AI yang akan sangat menyederhanakan operasional kamu sebagai pengelola apotek. Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Google Indonesia serta KomDigi atas penyelenggaraan acara Accelerator AI ini, serta kepada tim engineer dan mentor yang telah berbagi ilmu. Tak lupa, kami juga berterima kasih kepada seluruh pengelola apotek pengguna Farmacare atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan kepada kami untuk terus berkarya dan berinovasi. Semoga bersama, kita dapat menyaksikan apotek dan sektor farmasi Indonesia terus berkembang, memberikan layanan terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat.
Permodalan Obat di Apotek
4 Desember 2023
Pengadaan obat di apotek membutuhkan modal yang tidak sedikit. Farmacare punya solusi untuk tantangan tersebut. Temukan di sini!
Pengadaan Obat di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 30 November 2023
Tingkat efektivitas pengadaan obat di apotek bisa diukur menggunakan beberapa tolak ukur yang bisa kamu temukan di sini! Simak, yuk!
Mitos atau Fakta Penggunaan Obat
oleh Farmacare CX 27 November 2023
Selamat Hari Kesehatan Nasional. Yuk, maksimalkan edukasi ke masyarakat dengan meluruskan mitos atau fakta penggunaan obat berikut!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 23 November 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 20 November 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Bisnis Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 16 November 2023
Overstock, understock, dan deadstock sebaiknya bisa diminimalisir agar bisnis apotek tetap sehat. Yuk, cari tau tentang jenis status stok tersebut di sini!
Golongan Obat
13 November 2023
Penanganan golongan obat keras harus diperhatikan agar kualitasnya terjamin dan tak berpotensi disalahgunakan. Yuk, simak tips-nya di sini!
Obat Kedaluwarsa di Apotek
31 Oktober 2023
Obat kedaluwarsa di apotek wajib dihindari karena sangat berbahaya bila sampai ke tangan konsumen. Apa bahayanya dan gimana tips pencegahannya? Simak di sini!
Postingan Lainnya