Permodalan Pengadaan Obat di Apotek: Tantangan dan Solusi Efektif
Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Coba Gratis Farmacare
Saat melakukan pengadaan obat di apotek, tentu ada modal yang dibutuhkan. Apalagi untuk apotek baru, tidak bisa melakukan pembelian produk dengan sistem pembayaran tempo (kredit).
Mereka setidaknya harus melakukan tiga kali
order
dengan pembayaran tunai, baru bisa mengajukan kredit. Ini dapat memberatkan
apotek baru, yang mana
cash flow keuangannya belum stabil. Mereka terpaksa harus menyiapkan modal yang besar di awal.
Tidak hanya bagi apotek baru, apotek yang sudah berjalan tahunan pun punya batas (limit) kredit dari distributor obat (PBF).
Ketika
demand
tinggi, apotek harus menambah kuantitas pengadaannya. Namun, jika limit kreditnya habis – mereka tidak bisa melakukan sistem pembayaran tempo ke PBF. Mau tidak mau, apotek harus membeli stok produk secara
cash.
Baca juga:
Berapa Modal yang Dibutuhkan untuk Membuka Apotek?
Nah, berikut ulasan seputar tantangan dan solusi untuk permodalan pengadaan obat di apotek. Simak, yuk!
Biaya pengadaan obat di apotek
Sebagai pemilik apotek atau klinik, pasti kamu tahu kalau biaya pengadaan adalah biaya dengan persentase terbesar pada anggaran modal usaha apotek. Paling tidak untuk pengadaan obat, menghabiskan sekitar 70% dari total modal usaha apotek.
Meski begitu, persentase tersebut adalah wajar karena stok obat merupakan aset berjalan yang terus berputar. Sehingga diharapkan perputaran stok selalu sehat, agar tidak ada modal yang tertumpuk begitu lama pada stok yang belum terjual.
Selain itu, untuk memperlancar perputaran stok, pihak apotek bisa menggunakan
analisis pareto dalam perencanaan pengadaan berdasarkan skala prioritas. Produk yang berkontribusi besar terhadap profit bisnis, harus didahulukan agar ketersediaannya di apotek selalu mencukupi. Dengan begitu, target profit bisnis bisa selalu tercapai.
Tantangan permodalan untuk pengadaan
Beberapa tantangan apotek atau klinik saat melakukan pengadaan stok, seperti:
- Pembayaran harus cash kepada supplier obat (PBF).
- Pembayaran tempo ke supplier baru bisa diakses setelah minimal transaksi tiga kali tunai (COD).
- Apotek/klinik punya keterbatasan modal untuk membayar pengadaan stok secara tunai.
- Jangka waktu tempo yang diberikan supplier terbatas.
Baca juga:
Kamu Pilih Mana, Bisnis Franchise Apotek atau Apotek Mandiri? Ini Dia Plus - Minusnya!
Solusi efektif untuk permodalan pengadaan obat
Beberapa tantangan di atas dapat diselesaikan dengan akses permodalan untuk pengadaan obat di apotek. Ketika kamu memanfaatkan aplikasi pengadaan apotek seperti Farmacare Order, kamu bisa sekaligus mendapat akses permodalan yang mudah dan cepat.
Kamu tidak perlu lagi khawatir memikirkan modal untuk pengadaan, karena Farmacare Order telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan fintech (financial technology) yang dapat memberi akses kredit saat kamu melakukan pembelian barang di PBF.
Jenis pinjaman yang diberikan kepada pemilik bisnis apotek adalah pinjaman produktif dari perusahaan fintech legal, untuk pembiayaan mendirikan usaha, ekspansi bisnis, dan pengadaan stok barang.
Perbedaan pinjaman legal dan ilegal
Kamu sebagai pelaku bisnis apotek, tidak perlu khawatir karena perusahaan fintech yang bekerja sama dengan Farmacare telah dijamin legal.
Memang apa perbedaan antara fintech legal dan ilegal?
Legal | First Name |
---|---|
Terdaftar dan berizin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). | Tidak terdaftar/tidak berizin dari OJK. |
Tidak pernah menawarkan pinjaman melalui saluran komunikasi pribadi. | Menggunakan SMS/Whatsapp/Website dalam memberikan penawaran. |
Bunga dan biaya pinjaman bersifat transparan. | Bunga atau biaya pinjaman serta denda, tidak jelas. |
Mempunyai layanan pengaduan konsumen (borrower). | Ada ancaman teror atau intimidasi bagi peminjam yang tidak bisa membayar. |
Identitas perusahaan dan alamat kantor jelas. | Meminta akses ke seluruh data pribadi yang ada di smartphone peminjam. |
Pihak penagih wajib memiliki sertifikasi penagihan yang diterbitkan oleh AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia). |
Tips bijak mengajukan pinjaman bisnis
Pertama, ketika kamu membutuhkan kredit untuk pembelian stok obat, pastikan pinjaman yang diajukan hanya sesuai kebutuhan dan kemampuan bayar. Kamu bisa memperkirakan kemampuan bayar dari transaksi penjualan (kas masuk).
Kedua, pastikan kamu memilih tenor (jangka waktu) pinjaman yang sesuai. Misal, untuk produk obat
fast moving – tenor pinjaman bisa lebih singkat (1 - 2 minggu). Lalu, untuk produk
slow moving seperti obat resep – tenor pinjaman bisa dibuat lebih panjang (1 - 3 bulan).
Ketiga,
pilih platform yang sudah terdaftar dan berizin OJK. Agar hak-hak kamu sebagai
borrower
dapat terlindungi.
Keempat, cari tahu besaran bunga, biaya admin, serta tenor pinjaman sebelum mengajukan. Pilih yang paling kompetitif agar tidak memberatkan
keuangan bisnis apotek.
Kelima,
buat kalender pembayaran tagihan agar tidak terlambat membayar tagihan yang sudah jatuh tempo untuk menghindari denda. Sebab, denda membuat nilai pinjamanmu menjadi lebih besar, terlebih akan mempengaruhi skor kredit kamu di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan).
Keenam, jangan mengambil pinjaman baru bila masih ada utang lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan utang, yang berisiko membuat kamu kesulitan melunasinya.
Ketujuh, gunakan pinjaman sebagai
back up
untuk kondisi darurat saja. Misal, saat ingin membuka
apotek cabang dan butuh stok barang, saat limit kredit di PBF sudah habis, atau saat
high demand dan butuh stok barang lebih banyak dari biasanya.
Cara pengajuan pinjaman untuk pengadaan
Produk pinjaman akan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis apotek, seperti berupa fasilitas paylater dari Modalku.
Fasilitas Modalku Paylater, digunakan untuk pengadaan barang di apotek dengan limit pendanaan hingga Rp100 juta, jangka waktu 30 hari, dan bunga pinjaman sebesar
2,5% flat per bulan.
Alur Pinjaman
- Pelaku bisnis apotek membeli stok barang di PBF.
- Ajukan pembiayaan menggunakan fasilitas paylater.
- Modalku akan mencairkan atau membayar barang pesanan kamu kepada PBF.
- Kamu tinggal mengembalikan pinjaman sesuai jangka waktu yang dipilih.
Cara Pengajuan
- Daftar melalui www.modalku.co.id/farmacare.
- Upload dokumen yang dibutuhkan, seperti purchase order atau surat pesanan ke PBF.
- Pengajuan kamu akan dianalisis oleh tim kredit dalam dua hari kerja.
- Jika pengajuan diterima oleh Modalku, kamu akan mendapatkan email berupa kontrak (perjanjian) yang perlu ditandatangani.
- Jika sudah melakukan tanda tangan perjanjian, maka fasilitas paylater kamu sudah aktif dan bisa digunakan kapan saja.
- Modalku tidak mengenakan charge apapun selama fasilitas paylater tidak kamu gunakan.
- Jika kamu ingin menggunakannya, fasilitas paylater dapat digunakan untuk bertransaksi di Farmacare Order dengan jatuh tempo (tenor) pelunasan hingga 30 hari.
Selain dengan Modalku, Farmacare juga bekerja sama dengan
Reliance
dalam memberi akses pendanaan untuk pengadaan obat di apotek. Reliance memiliki limit pendanaan hingga Rp500 juta, dengan jangka waktu (tenor) 1 minggu sampai maksimal 3 bulan. Temukan cara mudah mendapat limit tempo Reliance
di sini!
Nah, sekarang tak perlu lagi pusing mikirin modal untuk pengadaan stok, karena dengan
Farmacare Order semua jadi gampang. Gampang ordernya, gampang pula bayarnya. Yuk, daftar
Farmacare Order sekarang!