Jangan Tertipu dengan Obat Palsu, Berikut Tips Menghindarinya!
Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Coba Gratis Farmacare
Bukan bermaksud nakut-nakutin. Tapi pernah terjadi tahun 2014, ada sebuah pabrik obat palsu di Tangerang yang memproduksi Tramadol HCL 50 Mg secara ilegal, nilainya mencapai Rp6 miliar. Obat produksi mereka, beredar ke sejumlah apotek/puskesmas di Jakarta dan Tangerang. Pasti kejadian seperti ini, tak hanya itu saja. Karena itu, pemilik/pegawai di apotek dituntut harus ekstra hati-hati. Jangan sampai ada obat palsu beredar di apotek.
Penggunaan obat palsu jelas sangat merugikan pasien/pelanggan apotek, karena bukannya menyembuhkan penyakit, tapi malah membuat penyakit mereka tambah parah.
Tak hanya itu, bisa-bisa kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan jadi menurun, dan pasien terpaksa harus mengeluarkan biaya pengobatan lebih mahal. Apalagi kalau obat palsu yang dikonsumsi pasien merupakan golongan anti mikroba, yang dapat menyebabkan terjadinya
antimicrobial resistance (AMR). Agar kamu dapat terhindar dari obat palsu yang beredar, simak dulu penjabaran Farmacare berikut, yuk!
Seluk-beluk obat palsu
Apa kamu tahu? Obat palsu bisa sangat mirip dengan obat asli, namun nggak punya izin edar. Menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, obat palsu adalah obat yang dijual dengan memakai nama produk (obat generik maupun merek) yang sama, dengan kualitas berbeda. Tujuannya sengaja membuat bias dan sulit untuk dibedakan.
Meski begitu, obat palsu punya beberapa aspek yang berbeda dari obat asli, yaitu:
- Obat palsu tidak mengandung bahan aktif
- Kalaupun terdapat bahan aktif, jumlahnya rendah atau bahkan terlalu banyak.
- Bisa juga kandungan bahan aktifnya berbeda/tidak sesuai aslinya.
- Menggunakan kemasan palsu, bila dilihat dengan seksama.
Kenali ciri-ciri obat palsu
Perlu diwaspadai, ternyata beberapa oknum industri farmasi sengaja memproduksi obat palsu untuk tujuan meraup keuntungan lebih besar. Karenanya, BPOM secara rutin melakukan pengawasan terhadap obat yang beredar di Indonesia.
Tentu saja BPOM tidak bisa bekerja sendirian. Kamu yang bekerja di apotek ataupun sebagai pemilik, harus ikut serta mencegah pendistribusian obat palsu lebih luas lagi. Sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, kamu diharap mampu mengenali ciri-ciri obat palsu sebagai berikut:
- Kualitas kemasan kondisinya kurang baik. Kamu bisa melakukan perbandingan dengan kemasan obat yang pernah dibeli sebelumnya.
- Kualitas cetak tulisan di kemasan obat juga berbeda (agak kabur/tidak jelas).
- Nama produsen obat berbeda/tidak dikenal.
- Pada kemasan tidak terdapat nomor izin edar
- Nomor batch pada kemasan tidak jelas, bahkan tidak tercantum.
- Efek obat yang dirasakan berbeda dari yang seharusnya atau bahkan tidak memberikan efek sama sekali.
Edukasi masyarakat seputar bahaya mengonsumsi obat palsu
Ketika seseorang mengonsumsi obat palsu, tentu ada risiko kesehatan yang menyertainya. Apa saja? Ya, obat palsu dapat menyebabkan gangguan pada lambung, aliran darah, hati, dan ginjal. Selain itu, obat palsu juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada obat, serta resistensi kuman. Jadi, penyakit pasien bisa semakin parah, dan bahkan berisiko menyebabkan kematian. Hal ini juga penting untuk diedukasi ke masyarakat, lho.
Karena itu, jangan sampai terdapat obat palsu di apotek agar tidak merugikan masyarakat. Terlebih kamu sebagai
frontliner
yang berhadapan langsung dengan konsumen, sebaiknya selalu ingatkan mereka untuk membeli obat hanya di sarana resmi pelayanan kefarmasian, seperti apotek/toko obat berizin – agar terjamin keasliannya.
Waspadai juga peredaran obat palsu
online yang sering tak disadari masyarakat. Jika mereka ingin membeli obat secara
online, edukasi konsumen untuk membelinya di apotek
online
yang sudah terdaftar di PSEF (Penyedia Sistem Elektronik Farmasi), atau melalui layanan
delivery service yang apotekmu sediakan.
Tips apotek terhindar dari obat palsu
Selain konsumen, kamu sebagai pelaku/pekerja bisnis apotek, juga patut waspada terhadap peredaran obat palsu. Bisa saja obat palsu masuk ke apotek, bila kamu nggak teliti dan berhati-hati. Berikut tips agar apotek terhindar dari peredaran obat palsu!
- Selalu cek legalitas PBF tempat membeli obat
Menurut Permenkes RI No. 1148/Menkes/Per/VI/2011, PBF (Pedagang Besar Farmasi) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat/bahan obat dalam jumlah besar. Pastikan seluruh PBF tempat kamu membeli obat, sudah berizin resmi dan punya alamat yang jelas.
Ketika sales PBF datang menawarkan suatu produk tertentu, pastikan produk tersebut punya izin edar dari BPOM (yang bisa kamu cek melalui cekbpom.pom.go.id) dan benar berasal dari PBF yang sudah berizin. Jika terdeteksi kamu menerima produk obat palsu, kamu bisa laporkan melalui HaloBPOM 1500533 (SMS: 081219999533 atau Email: halobpom@pom.go.id). - Lihat kemasan obat dengan saksama
Apakah kemasan obat sudah rusak? Jangan diterima. Kamu bisa mengajukan retur ke PBF jika terdapat produk yang kualitasnya buruk. Pastikan kamu hanya menerima produk yang kemasannya tersegel dengan baik, kebersihannya terjaga, label produk dalam kondisi baik, informasi pada label sesuai ketentuan, yaitu terdapat nama obat, nomor izin edar, nama dan alamat produsen, nomor batch produksi, dan tanggal kadaluarsa, serta seluruh informasi tercetak di kemasan dengan jelas (mudah dibaca). - Pastikan bentuk obat tidak mudah hancur
Seperti dikutip dari health.detik.com, mantan Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga BPOM, Drs. Roland Hutapea, MSc., Apt., menyebut salah satu ciri obat palsu adalah bila berbentuk tablet, tablet obat mudah dihancurkan. Ini karena kualitas obat palsu yang pasti berbeda dengan obat asli, sehingga mutu obat pun dikesampingkan, obat dibuat sembarangan, dan obat jadi mudah rusak/hancur. Kualitas obat yang di bawah standar, menjadi bukti bahwa obat tersebut terindikasi palsu. - Jangan tergiur harga murah
Namanya menjalankan sebuah bisnis, pasti ingin untung. Namun, bila profit diperoleh lewat jalur yang salah, dampaknya bisa-bisa balik dirasakan sendiri. Selalu utamakan keselamatan masyarakat dan kepuasan pelanggan yang datang ke apotekmu. Jika mereka percaya bahwa apotekmu selalu menjual kualitas dan mutu obat terbaik, mereka tidak akan berpikir panjang untuk balik lagi – bahkan ikut mempromosikannya ke orang lain.
Jadi, jelas lebih baik bila kamu mengutamakan kualitas produk, meski harus membelinya dengan harga lebih mahal. Yang murah
nggak
selamanya memberi untung. Sebab biasanya obat palsu dijual dengan harga jauh lebih murah dari harga pasar. Jika sudah begini, kamu jangan langsung tergiur, ya. Tetap cek kembali kondisi produk untuk memastikan keasliannya. Kalau kamu sampai membeli obat palsu hanya karena tergiur harga murah, justru kerugiannya bakal jadi lebih besar.
Itu tadi beberapa tips menghindari obat palsu agar kamu tidak terkecoh. Dengan begitu, usaha apotekmu dapat berjalan dengan baik, dan selalu maksimal melayani masyarakat. Terus semangat, ya!
Referensi
Jurnalis Koran Tempo. Polisi Gerebek Pabrik Obat Palsu di Tangerang. Koran.tempo.co: https://bit.ly/3GRRNIL
Arinda Veratamala. 4 November 2022. Bagaimana Cara Mengenali Obat Palsu?. Hellosehat.com: http://bit.ly/3iwhtTd
Tim detikJateng. 30 Juli 2022. Tips Terhindar dari Tertipu Obat Palsu, Perhatikan Cirinya. Detik.com:
http://bit.ly/3ZzalFZ