Ujung tombak dari keberhasilan usaha apotek ada di bagian pelayanan dan penjualan. Sebuah apotek bisa saja menyediakan produk farmasi yang paling lengkap dengan harga yang termurah. Tapi, jika pelayanannya lambat atau tidak memuaskan, lambat laun pelanggan akan pindah ke apotek yang bisa melayani mereka dengan lebih baik.
Ada beberapa cara untuk melakukan analisis mengenai aspek yang perlu ditingkatkan dalam hal pelayanan, salah satunya adalah dengan menggunakan pengukuran dan pemantauan menggunakan alat bantu bernama “service blueprint”. Cara ini jamak dilakukan oleh berbagai perusahaan besar seperti pabrik ataupun jejaring minimarket. Walaupun demikian, cara ini tidaklah sulit dan sangat mungkin untuk diterapkan di apotek kamu. Yang diperlukan hanyalah alat ukur berupa jam/handphone/stopwatch serta kertas dan pulpen.
Service blueprint pelayanan apotek secara umum bisa digambarkan seperti gambar berikut ini. Di sini ada 4 lapisan/layer pelayanan dan 6 tahapan pelayanan, yang ditandai dengan huruf A s.d. F. Dengan melakukan pengukuran dan pengamatan seksama selama 1 jam di jam sibuk apotek kamu selama 2 atau 3 hari, akan ada banyak pembelajaran menarik yang bisa kamu gunakan untuk memperbaiki kinerja pelayanan apotek kamu. Yuk, kita bahas cara pengukuran sederhana dan cara membedah setiap langkah di service blueprint ini!
Oh ya, sebelum melakukan pengukuran, saya sarankan untuk menginformasikan terlebih dahulu mengenai eksperimen ini kepada karyawan kamu, supaya mereka tidak kagok saat diamati dalam memberikan pelayanan. Beri tahu mereka kalau tidak ada hadiah maupun penalti bagi mereka dalam proses ini.
Selain melakukan pengukuran waktu, amati juga dan catat apakah ada langkah-langkah yang keliru sehingga menyebabkan ada waktu yang terbuang.
Setelah pengukuran dan pengamatan selesai dilakukan untuk paling tidak beberapa puluh pelanggan, lanjutkan dengan mengisi waktu rata-rata, minimum, dan maksimum dari setiap langkah dari A sampai F.
- Proses A (Menunggu) — Berapa lama rata-rata waktu tunggu? Apakah proses menunggu ini bisa dibuat lebih pendek? Atau lebih menyenangkan (misalnya, menyediakan majalah, TV, atau timbangan)?
- Proses B (Konsultasi) — Apakah karyawan sudah menerapkan “senyum, sapa, salam”? Apakah sudah menyarankan produk yang sesuai?
- Proses C (Mengecek Ketersediaan) — Apakah karyawan harus cek barang fisik ataukah sudah yakin dengan informasi yang ada di software apotek?
- Proses D (Mempersiapkan Produk) — Apakah karyawan langsung tahu rak mana yang menyimpan produk itu, ataukah masih harus mencari lagi?
- Proses E (Transaksi) — Apakah prosesnya sudah cepat? Uang kembalian selalu tersedia?
- Proses F (Penyerahan Produk & Informasi) — Apakah informasinya sudah benar? Apakah prosedur cross-selling sudah dijalankan dengan baik? Apakah AOV (Average Order Value / Nilai Transaksi Rata-Rata) sudah sesuai target, misalnya Rp 50.000 / transaksi?
Sebenarnya masih banyak lagi pembelajaran yang bisa didapatkan dengan proses sederhana menggunakan service blueprint ini. Daripada kita berlama-lama membahasnya sekarang, bagaimana jika kamu segera terapkan prosesnya, lalu kita analisis hasilnya bersama-sama?