Saat Pelanggan Beli Obat di Apotek, Beri Edukasi Ini di 1 Menit Pertama

Farmacare CX
Feb 27, 2023

Apotek ramai setiap harinya oleh pelanggan yang datang beli obat di sana. Tapi, kamu sebagai apoteker/pegawai apotek – sudahkah melayani mereka dengan benar? Ada saran atau edukasi yang harus kamu sampaikan sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan, saat menyerahkan obat ke konsumen. Baik itu untuk obat resep, maupun obat non-resep (bebas).


Terkadang ada pelanggan yang mau bertanya langsung kepada apoteker ketika mereka menerima obat. Tapi, meskipun mereka tidak bertanya – sudah seharusnya apoteker tetap mengedukasinya di satu menit pertama. Kenapa? Satu menit pertama adalah waktu krusial yang harus kamu manfaatkan sebaik mungkin agar penggunaan obat oleh konsumen dilakukan dengan tepat sehingga berkhasiat maksimal. 


Kira-kira apa saja edukasi atau pesan penting yang harus disampaikan ke pelanggan ketika mereka beli obat di apotek? Berikut Farmacare punya ulasannya. Simak, yuk!   


Edukasi terkait aturan pakai

Baik itu obat resep, maupun obat non-resep swamedikasi – apoteker wajib banget memberi edukasi seputar aturan pakai ke pelangganya. Aturan pakai terkait jadwal minum obat, apakah diminum 3 kali atau 2 kali sehari, pagi atau malam, dan diminum sebelum atau sesudah makan. Seperti obat maag, ada yang diminum sebelum dan sesudah makan, tergantung jenis obatnya.


Sebagai contoh, jenis obat antasida sebaiknya diminum setelah makan karena efek obat tersebut dinilai lebih bertahan lama jika dikonsumsi dalam kondisi perut terisi makanan. Sedangkan, jenis obat PPI seperti kapsul
Omeprazole, bisa diminum sebelum atau sesudah makan. Jika ingin diminum sebelum makan, sebaiknya berikan jeda sekitar satu jam sebelum makan.


Contoh lainnya, obat radang tenggorokan berbentuk tablet hisap seperti
Efisol yang ada kandungan vitamin C. Sehingga, bagi penderita penyakit maag, wajib meminumnya setelah makan agar tidak menyebabkan kontraindikasi. Adalagi obat radang seperti FG Troches yang tergolong tablet hisap antibiotik sehingga aturan pakainya, obat ini harus habis sesuai dosis yang diberikan. Jadwal minum FG Troches untuk dewasa, boleh diminum 4 - 5 kali sehari dalam 1 - 2 tablet hisap.           


Edukasi tentang cara pakai

Untuk obat berbentuk tablet atau sirup, poin yang harus diperhatikan dalam penggunaanya adalah meminum obat sesuai dosis. Bahkan sudah tersedia sendok takar yang bisa digunakan pelanggan untuk mengukur dosis pemakaian obat sirup. Ingatkan pelanggan untuk segera menghentikan penggunaan obat bila terjadi reaksi alergi, dan segera datang ke apotek terdekat untuk meminta rekomendasi obat yang lebih sesuai.


Selain tepat dosis, ingatkan pelanggan untuk mengonsumsi obat dengan tepat waktu. Misal aturan pakai obat diminum 3 kali sehari, berarti pelanggan harus meminum obat setiap 8 jam sekali. Bila aturan obat diminum 4 kali sehari, berarti obat diminum setiap 6 jam sekali.


Untuk obat berbentuk tetes/semprot/
inhaler/suppositoria, masih banyak pelanggan yang belum mengetahui cara pakai obat tersebut dengan benar. Sehingga perlu diedukasi dengan jelas agar tidak salah pakai dan dapat menimbulkan efek maksimal. 


Sebagai contoh, cara pakai obat asma hirup berbentuk
inhaler adalah sebagai berikut:


  • Berdiri atau duduk tegak
  • Lepaskan tutup inhaler, dan kocok selama 5 detik
  • Miringkan kepala sedikit ke belakang, lalu tarik nafas dan hembuskan nafas panjang
  • Masukkan inhaler di antara gigi dan tutup mulut hingga rapat
  • Tekan inhaler dengan cepat untuk melepaskan obat
  • Tarik nafas segera setelah obat tersemprot keluar, lalu bernafaslah seperti biasa selama 3 - 5 detik
  • Terakhir, tahan nafas selama 10 detik untuk membiarkan obat masuk ke paru-paru
  • Dianjurkan penggunaannya sebanyak 1 - 2 isapan per satu kali pakai, yang dijeda sekitar 30 - 60 detik.   
  • Obat asma hirup mengandung salbutamol, dianjurkan penggunaannya setiap 4 - 6 jam sekali. Sedangkan yang mengandung budesonide, digunakan setiap 12 jam sekali.

 

Untuk cara pakai obat bentuk lainnya, seperti obat tetes dan semprot bisa kamu temukan di sini.       


Edukasi efek samping obat

Keterangan seputar efek samping obat, biasanya sudah tercantum pada kemasan obat. Namun, kamu sebagai apoteker juga bisa menginformasikan kembali ke pelanggan agar mereka lebih aware


Sebagai contoh, beberapa obat penenang, obat anti hipertensi, dan obat anti epilepsi dapat menimbulkan impotensi. Pasien yang mengonsumsi obat jantung, akan merasakan efek samping berupa sakit kepala. Ada juga efek samping yang muncul ketika pasien meminum obat kolesterol berupa nyeri otot.   


Contoh lainnya, pemakaian obat pereda nyeri secara berlebihan dan dalam waktu lama, juga bisa menyebabkan memburuknya fungsi hati. Mengonsumsi obat jenis antibiotik seperti
eritromisin, antireumatik, dan fluorokuinolon, juga bisa menimbulkan efek samping mual atau diare. 


Namun, tidak semua pasien yang meminum obat yang sama, akan mengalami efek samping yang sama. Seperti dalam penelitian, hanya sekitar
1 dari 20 orang yang rutin mengonsumsi obat kolesterol – akan mengalami efek samping berupa nyeri otot.


Kamu sebagai apoteker bisa mengedukasi efek samping obat secara singkat, dan disesuaikan juga dengan kondisi pasien. Sebaiknya manfaat dan efek samping obat, diedukasi secara seimbang, agar tidak menjadi momok bagi pasien yang akan mengonsumsinya. 


Sebagai contoh, obat jantung yang dikonsumsi penderita jantung memang ampuh untuk mencegah serangan jantung, meski menimbulkan efek samping berupa sakit kepala. Namun, pilihannya daripada nyawa pasien terancam karena risiko serangan jantung, lebih baik tetap mengonsumsi obat tersebut dan menahan efek sampingnya.   


Edukasi seputar penyimpanan obat 

Menyimpan obat tidak boleh sembarangan karena dapat mempengaruhi stabilitas dan efektivitas obat itu sendiri. Obat akan lebih manjur bila disimpan dengan benar. Apa saja tips penyimpanan obat yang bisa diedukasi ke pelanggan? Berikut beberapa tips penyimpanan obat secara umum:


  1. Simpan obat di wadah penyimpanan yang tertutup rapat sesuai jenisnya.
  2. Simpan obat tetap dalam kemasan aslinya.
  3. Simpan obat pada suhu ruangan dan terhindar dari sinar matahari langsung.
  4. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak, yang ditandai dengan perubahan warna, rasa, bau, dan penggumpalan. 
  5. Bersihkan wadah penyimpanan obat secara rutin.
  6. Perhatikan batas waktu penggunaan obat setelah kemasan dibuka. Seperti, sirup kering yang berupa sirup antibiotika, setelah dicairkan hanya dapat disimpan paling lama 1 minggu.   
  7. Jangan menyimpan obat sirup di lemari pendingin, kecuali sesuai ketentuan di kemasan obat.
  8. Obat berbentuk suppositoria dan ovula, disimpan dalam lemari pendingin (bukan bagian freezer) agar tidak meleleh pada suhu ruang. 


Itu tadi beberapa edukasi penting yang harus disampaikan ke pasien/pelanggan penerima obat di satu menit pertama. Meski pelanggan datang beli obat di apotek dengan terburu-buru, setidaknya kamu bisa memanfaatkan satu menit pertama mereka untuk mengedukasi beberapa hal di atas. Jika edukasi di satu menit pertama selalu dibiasakan, apotek Indonesia secara serentak akan berkontribusi meningkatkan kualitas kesehatan penduduk.
So, kalau bukan kamu yang melakukannya, siapa lagi? 

Referensi:

Nasrul Wathoni. 22 Mei 2017. 6 Keahlian Dasar Konseling Obat di Apotek yang Harus Dimiliki Apoteker. Gudangilmu.farmasetika.com: http://bit.ly/3IlmjMQ 

Benedicta Clarissa Tukiman dan Amanda Rafiqah Putri. 9 Februari 2023. 11 Obat Radang Tenggorokkan Terbaik dan Ampuh di Apotik. Tokopedia.com (Blog): http://bit.ly/3K3yoYl

Apt. Dian Rismawati, S.Farm. 21 Desember 2022. Cara Penyimpanan Obat yang Baik di Rumah. Yankes.kemkes.go.id: https://bit.ly/3E4NiKd

Permodalan Obat di Apotek
04 Dec, 2023
Pengadaan obat di apotek membutuhkan modal yang tidak sedikit. Farmacare punya solusi untuk tantangan tersebut. Temukan di sini!
Pengadaan Obat di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 30 Nov, 2023
Tingkat efektivitas pengadaan obat di apotek bisa diukur menggunakan beberapa tolak ukur yang bisa kamu temukan di sini! Simak, yuk!
Mitos atau Fakta Penggunaan Obat
oleh Farmacare CX 27 Nov, 2023
Selamat Hari Kesehatan Nasional. Yuk, maksimalkan edukasi ke masyarakat dengan meluruskan mitos atau fakta penggunaan obat berikut!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 23 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 20 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Bisnis Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 16 Nov, 2023
Overstock, understock, dan deadstock sebaiknya bisa diminimalisir agar bisnis apotek tetap sehat. Yuk, cari tau tentang jenis status stok tersebut di sini!
Golongan Obat
13 Nov, 2023
Penanganan golongan obat keras harus diperhatikan agar kualitasnya terjamin dan tak berpotensi disalahgunakan. Yuk, simak tips-nya di sini!
Obat Kedaluwarsa di Apotek
31 Oct, 2023
Obat kedaluwarsa di apotek wajib dihindari karena sangat berbahaya bila sampai ke tangan konsumen. Apa bahayanya dan gimana tips pencegahannya? Simak di sini!
Harga Jual Obat
27 Oct, 2023
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi harga jual obat di apotek. Kira-kira apa saja? Yuk, cari tahu di sini beserta cara menghitungnya!
Postingan Lainnya
Share by: