Bagaimana Cara Apoteker Melakukan Pemantauan Terapi Obat (PTO)?

Edited by apt. Hilli Kamilia Putri Saba S. Farm.
Mei 25, 2023

Sebenarnya, apa yang dimaksud pemantauan terapi obat (PTO)? Yaitu, proses untuk memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau, dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping obat.


Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara berkelanjutan dan dievaluasi secara teratur pada periode waktu tertentu, agar keberhasilan atau kegagalan terapi dapat diketahui. Bahkan data penelitian yang dilakukan pada salah satu rumah sakit di Indonesia, menunjukkan
78,2% pasien geriatri selama menjalani rawat inap mengalami masalah terkait obat. 


Apoteker punya peran penting untuk mencegah munculnya masalah terkait obat yang dikonsumsi pasien. Seorang apoteker diharap punya kemampuan komunikasi, pintar membangun hubungan interpersonal, dan menganalisis masalah, agar dapat menunjang kesuksesan PTO. 


Fungsi dari PTO

Mengapa perlu dilakukan pemantauan terapi obat pada seorang pasien? Ya, pasien yang mendapat pemantauan memiliki risiko mengalami masalah terkait obat yang dikonsumsinya. Perlu dilihat bagaimana indikasi obat terhadap pasien, agar pengobatan berjalan efektif dan mengurangi efek yang tidak diinginkan.


Proses PTO merupakan proses yang komprehensif mulai dari seleksi pasien, pengumpulan data pasien, identifikasi masalah terkait obat, rekomendasi terapi, rencana pemantauan, sampai dengan tindak lanjut.


Kriteria pasien penerima PTO

Tidak semua pasien yang datang ke apotek harus mendapat PTO. Ada beberapa syarat pasien penerima PTO, yaitu:

  1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
  2. Pasien yang menerima obat lebih dari lima jenis.
  3. Pasien yang memiliki multidiagnosis.
  4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
  5. Pasien geriatri dan pediatri.
  6. Pasien dengan perawatan intensif.
  7. Pasien penerima obat sering mendapat reaksi obat yang merugikan.


Selain itu, ada juga
kriteria pasien berdasarkan jenis obat yang dikonsumsinya, seperti:

  1. Obat dengan indeks terapi sempit. Contoh: digoksin, fenitoin.
  2. Obat yang bersifat nefrotoksik (contoh: aminoglikosida) dan hepatotoksik (contoh: NSAID, antibiotik).
  3. Sitostatika, seperti: metotreksat.
  4. Antikoagulan, seperti: warfarin, heparin.
  5. Obat yang sering menimbulkan ROTD, seperti metoklopramid.
  6. Obat kardiovaskular, seperti nitrogliserin. 


Tahap pelaksanaan pemantauan terapi obat

Apa saja yang harus kamu lakukan sebagai apoteker ketika ingin melakukan PTO pada seorang pasien? Ya, setelah dilakukannya penyeleksian pasien (memilih pasien yang masuk kriteria), ini dia tahap-tahap selanjutnya:


Mengumpulkan data pasien

Pada tahap ini, dimulai dengan memperoleh rekam medis pasien. Apa itu rekam medis? Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan atau dokumen tentang identitas pasien, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, riwayat penggunaan obat dan alergi, sampai riwayat penyakit keluarga. 


Data tersebut bisa juga diperoleh dari melakukan wawancara dengan pasien, keluarga pasien, dan tenaga kesehatan lain yang pernah menangani pasien. Seluruh data tadi dikumpulkan, lalu kemudian dikaji untuk bisa lanjut ke tahap berikutnya. 


Melakukan identifikasi masalah terkait obat

Masalah terkait obat antara lain berupa:

  • Ada indikasi, tapi tidak dilakukan terapi. 
  • Pemberian obat tanpa indikasi (pasien mendapat obat yang tidak diperlukan).
  • Pemilihan obat yang tidak tepat (pasien mendapat obat yang bukan pilihan terbaik untuk kondisinya). 
  • Obat dengan dosis terlalu tinggi atau terlalu rendah.
  • Terjadi reaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Pasien tidak menggunakan obat karena suatu sebab, seperti masalah ekonomi, obat yang dibutuhkan tidak tersedia, alasan ketidakpatuhan pasien, atau kelalaian petugas. 


Memberi rekomendasi terapi obat

Apoteker berhak menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien. Termasuk memberi rekomendasi terapi obat berdasarkan tujuan atau pencapaian. Apa saja tujuan pemantauan terapi obat?

  1. Untuk menyembuhkan penyakit.
  2. Menghilangkan atau mengurangi gejala klinis pasien, seperti nyeri.
  3. Menghambat progresivitas penyakit, seperti gangguan fungsi ginjal.
  4. Mencegah kondisi yang tidak diinginkan, seperti stroke

Beberapa faktor dapat mempengaruhi penetapan tujuan terapi, misal berdasarkan derajat keparahan penyakit atau sifat penyakit (akut/kronis) yang diderita pasien. Apoteker dalam memberi rekomendasi terapi dari berbagai alternatif yang ada, juga harus mempertimbangkan unsur efikasi, keamanan, biaya, dan regimen/komposisi yang mudah dipatuhi pasien.   


Membuat rencana pemantauan

Dalam membuat rencana pemantauan, apoteker perlu menetapkan langkah-langkah seperti:

  1. Penetapan parameter farmakoterapi. Disesuaikan dengan karakteristik obat, efikasi terapi dan efek samping merugikan, sampai perubahan fisiologis pasien (misal, penurunan fungsi ginjal pasien).
  2. Menetapkan sasaran terapi. Didasarkan pada standar normal, dengan mempertimbangkan: faktor usia dan penyakit lain yang diderita pasien, karakter obat, serta efikasi. 
  3. Menetapkan frekuensi pemantauan. Disesuaikan pada tingkat keparahan penyakit dan risiko yang menyertai terapi obat. Contoh: pasien penderita kanker harus dipantau lebih sering (berkala), dibanding pasien yang kondisinya relatif stabil. 


Tindak lanjut akhir

Hasil identifikasi masalah terkait obat, sampai rekomendasi terapi yang telah dibuat oleh apoteker harus dikomunikasikan ke tenaga kesehatan lain yang juga menangani pasien agar dapat mengoptimalkan tujuan terapi.


Selain itu, informasi dari dokter tentang kondisi pasien yang menyeluruh juga diperlukan untuk menetapkan target terapi yang optimal. Kamu sebagai apoteker harus memastikan pasien menerima KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) secara tepat. Bagaimana caranya?

  • Dapat memberi informasi yang tidak bertentangan/berbeda dari tenaga kesehatan lain.
  • Tidak memberi informasi yang dapat menimbulkan keraguan pasien dalam penggunaan obat.
  • Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. 

Tidak lupa untuk membuat dokumentasi/pencatatan pelaksanaan PTO pada pasien menggunakan formulir berikut:

Sumber: hukor.kemkes.go.id

Demi tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien, apoteker di apotek diharap mampu melakukan PTO pada pasien yang membutuhkan. Dengan begitu, akan terbentuk trust dan apoteker bisa ikut berpartisipasi menjaga kesehatan masyarakat. 


Referensi:

Biofarmaka. 2009. Pedoman Pemantauan Terapi Obat. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Biofarmaka.ipb.ac.id: https://bit.ly/3LY2dct

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Hukor.kemkes.go.id: https://bit.ly/3MdyIo9   

Permodalan Obat di Apotek
04 Dec, 2023
Pengadaan obat di apotek membutuhkan modal yang tidak sedikit. Farmacare punya solusi untuk tantangan tersebut. Temukan di sini!
Pengadaan Obat di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 30 Nov, 2023
Tingkat efektivitas pengadaan obat di apotek bisa diukur menggunakan beberapa tolak ukur yang bisa kamu temukan di sini! Simak, yuk!
Mitos atau Fakta Penggunaan Obat
oleh Farmacare CX 27 Nov, 2023
Selamat Hari Kesehatan Nasional. Yuk, maksimalkan edukasi ke masyarakat dengan meluruskan mitos atau fakta penggunaan obat berikut!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 23 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 20 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Bisnis Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 16 Nov, 2023
Overstock, understock, dan deadstock sebaiknya bisa diminimalisir agar bisnis apotek tetap sehat. Yuk, cari tau tentang jenis status stok tersebut di sini!
Golongan Obat
13 Nov, 2023
Penanganan golongan obat keras harus diperhatikan agar kualitasnya terjamin dan tak berpotensi disalahgunakan. Yuk, simak tips-nya di sini!
Obat Kedaluwarsa di Apotek
31 Oct, 2023
Obat kedaluwarsa di apotek wajib dihindari karena sangat berbahaya bila sampai ke tangan konsumen. Apa bahayanya dan gimana tips pencegahannya? Simak di sini!
Harga Jual Obat
27 Oct, 2023
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi harga jual obat di apotek. Kira-kira apa saja? Yuk, cari tahu di sini beserta cara menghitungnya!
Postingan Lainnya
Share by: