3 Pembanding antara Bisnis Distributor Obat Konvensional dengan Digital

Mar 27, 2023

Bicara soal bisnis distributor obat, sebenarnya apa, sih, yang dimaksud dengan distributor obat? Well, distributor obat adalah perusahaan yang bertugas mendistribusikan obat yang diperolehnya dari principal (pabrik farmasi) ke berbagai pelayanan farmasi, seperti rumah sakit, apotek, dan toko obat. 


Bisa dibilang, distributor obat akan jadi penghubung antara produsen dengan penjual (apotek), untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Distributor obat farmasi tidak hanya menyalurkan obat bebas, namun juga kategori obat-obatan yang harus menggunakan resep dokter. 


Baca juga:
Tata Cara Apotek Membeli Obat Jenis Narkotika & Psikotropika ke PBF Farmasi


Penyaluran obat oleh distributor dilakukan dengan mengikuti permintaan dari apotek. Apotek sendiri selalu berusaha menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan konsumen untuk dapat menunjang kualitas kesehatan mereka. Karena itu, sinergi antara apotek dengan distributor farmasi sebagai pihak penyedia obat, harus terjalin baik agar tujuan tersebut lebih mudah tercapai.


Bagaimana cara jadi distributor obat? 

Bisnis distributor obat juga punya regulasi yang mengaturnya. Seperti, kewajiban bagi distributor farmasi untuk memiliki sertifikasi CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sertifikat CDOB adalah bukti kalau perusahaan distributor obat farmasi sudah memenuhi syarat dan ketentuan untuk mendistribusikan obat-obatan ke rumah sakit, apotek, dan toko obat. 


Lalu, bagaimana cara memulai bisnis distributor obat?


Miliki gudang penyimpanan obat yang memenuhi syarat

Area penyimpanan/gudang diwajibkan mampu menjamin kestabilan mutu obat. Itu mengapa, tempat penyimpanan harus benar-benar bersih, bebas banjir, punya sirkulasi udara yang baik, dan tidak terkena paparan sinar matahari langsung. 


Biasanya dari pihak
principal juga memberi ketentuan penyimpanan obat yang harus dipatuhi distributor untuk menghindari kerusakan. Bila menggunakan lemari pendingin untuk menyimpan barang, harus ada alat pengukur atau pemantau suhu agar mutu tetap terjaga.   


Persiapkan SDM yang mengurus penjualan

Bisnis distributor obat membutuhkan pegawai yang bertanggung jawab mengurusi penjualan, seperti salesman. Mereka yang akan menerima pesanan obat dari rekanan apotek, rumah sakit, atau toko obat. 


Biasanya
salesman memperoleh pesanan dengan datang ke apotek untuk menawarkan produk. Nanti, apoteker penanggung jawab yang akan membuat dan menyerahkan surat pesanan ke salesman agar dapat diproses. Distributor juga diharap mampu memfasilitasi pemesanan langsung melalui telepon/pesan WhatsApp agar memudahkan pihak apotek.     


Pastikan layanan logistik memadai 

Apotek sangat membutuhkan distributor yang punya layanan logistik memadai. Bayangkan bila apotek harus menunggu lama karena barang pesanannya tak kunjung sampai. Potensi apotek mengalami kerugian jadi lebih tinggi.


Karena itu, distributor harus bisa menjamin pengiriman dan penerimaan obat di apotek tepat waktu untuk menjaga
trust. Distributor juga diharap segera memberi tahu bila ada barang pesanan apotek yang stoknya kosong, agar apotek bisa langsung memesan ke distributor lain. 


Nah, setelah mengetahui cara memulai bisnis distributor obat, ada tiga hal pembanding kelebihan dan kekurangan bisnis distributor obat konvensional dengan yang sudah merambah digital. Apa saja? Yuk, simak ulasan
Farmacare di bawah ini!


Bisnis distributor obat konvensional vs digital

Era digital dengan penduduk yang didominasi oleh generasi Y dan Z, membawa peralihan bisnis dari konvensional ke digital. Meski yang konvensional tak sepenuhnya ditinggalkan, tapi yang online juga tak sepenuhnya merugikan. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. 



Perbedaan jangkauan coverage bisnis

Terdapat kelebihan dan kekurangan bisnis online dengan yang konvensional. Salah satunya perbedaan jangkauan coverage bisnis. Dimana, bisnis yang masih dijalankan secara konvensional, punya coverage lebih terbatas. Misal, distributor A yang berlokasi di tengah kota, akan lebih sulit menjangkau apotek yang berada di pinggiran kota, apalagi pedesaan. 


Ketika mereka harus mengirimkan
salesman untuk menawarkan produk ke apotek yang berada jauh dari lokasi distributor, waktu yang dibutuhkan jadi lebih lama karena harus menunggu rute atau jadwal kunjungan salesman. Hanya apotek di tengah kota yang diuntungkan karena lokasinya berada dekat dengan distributor. 


Sedangkan, kelebihan bisnis
online termasuk dalam hal distribusi obat, punya cakupan bisnis yang luas. Bahkan sampai ke pelosok daerah, asal sudah terjangkau internet. Apotek bisa memesan barang untuk pengadaan obat melalui aplikasi, dan distributor tinggal mengirimnya. Distribusi obat jadi tidak terbatas hanya di area perkotaan saja. Jangkauan bisnis yang luas, membuat profit yang diperoleh pun otomatis bertambah.


Tak hanya itu, edukasi seputar produk bisa dilakukan melalui aplikasi, tanpa harus menunggu
salesman datang untuk mengenalkan produk. Sehingga mempercepat proses transaksi antara apotek dengan distributor.             


Adanya selisih biaya operasional

Agar dapat menjangkau area bisnis yang lebih luas, distributor obat konvensional harus menyewa warehouse tambahan untuk menyimpan barang. Misal, distributor yang berlokasi di Bandung, harus menambah warehouse mereka yang berlokasi di Cisarua atau Cicalengka agar distribusi obat di luar pusat kota bisa dijangkau. Tapi kekurangannya, biaya operasional jadi terlalu besar. 


Tapi ada juga kelebihannya, yaitu bisa menjadi peluang bisnis bagi sub-distributor yang berada di wilayah pinggir kota. Sehingga apotek yang berada di wilayah sub-distributor, tidak perlu jauh-jauh memesan barang ke distributor utama dan bisa memesan melalui sub-distributor saja. 


Bisnis distributor obat
online juga tak kalah punya kelebihan. Seperti saat distributor terbebani oleh biaya sewa warehouse yang tinggi, aplikasi bisa menjadi solusi. Dimana proses pemesanan dilakukan satu pintu melalui aplikasi dan dikelola oleh distributor secara mandiri.


Apotek yang berada jauh dari lokasi distributor sekalipun, bisa melakukan pengadaan barang lewat aplikasi. Distributor tinggal mengirim barang pesanan apotek dari gudang utama, tanpa harus memiliki
warehouse tambahan. Edukasi produk yang juga bisa dilakukan melalui aplikasi, sekaligus mampu mengurangi beban gaji salesman. Biaya operasional bisnis jadi lebih hemat.       


Tingkat kesiapan menghadapi kompetisi 

Bisnis membutuhkan adaptasi, tak terkecuali bisnis di bidang farmasi. Itu mengapa, dibutuhkan metode online untuk mempersiapkan diri menghadapi persaingan. Menurut pelaku industri farmasi, pelayanan kefarmasian seperti apotek membutuhkan platform yang dapat mempermudah akses informasi terkini tentang produk obat, harga, promo, proses distribusi, kemudahan metode pembayaran, monitoring, bahkan sampai ke pendanaan. 


Ketika distributor bisa memfasilitasi kebutuhan tersebut dengan menyediakan platform
online, potensi untuk mendominasi market jadi lebih besar. Dengan begitu, bisnis tersebut jadi lebih resisten terhadap persaingan. 


Hanya saja, bisnis
online tetap membutuhkan tim layanan pelanggan (customer service) yang memadai, untuk mengakomodir setiap pertanyaan dan keluhan/komplain pelanggan. Tujuannya agar pelayanan ke pelanggan jadi lebih maksimal, menjaga trust serta loyalitas mereka. Jika distributor beralih punya aplikasi, bisnis yang dijalankan secara konvensional perlahan cenderung ditinggalkan. Sebab, aplikasi mampu menawarkan efisiensi dan simplicity bagi penggunannya.  


Jika kamu ingin memperoleh ulasan lebih lengkap seputar pembahasan di atas, kamu bisa menyimaknya melalui
channel YouTube Farmacare dengan judul “Strategi Adaptasi Distributor Farmasi pada Pola Pengadaan Apotek Era Digital”. Yuk, maju bersama digitalisasi!



Referensi:

Khoirina Nur S. 5 Desember 2020. Cara Penyimpanan Produk di Gudang Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang Baik. Farmasetika.com: http://bit.ly/409Z5PV 


Permodalan Obat di Apotek
04 Dec, 2023
Pengadaan obat di apotek membutuhkan modal yang tidak sedikit. Farmacare punya solusi untuk tantangan tersebut. Temukan di sini!
Pengadaan Obat di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 30 Nov, 2023
Tingkat efektivitas pengadaan obat di apotek bisa diukur menggunakan beberapa tolak ukur yang bisa kamu temukan di sini! Simak, yuk!
Mitos atau Fakta Penggunaan Obat
oleh Farmacare CX 27 Nov, 2023
Selamat Hari Kesehatan Nasional. Yuk, maksimalkan edukasi ke masyarakat dengan meluruskan mitos atau fakta penggunaan obat berikut!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 23 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Pengadaan Barang di Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 20 Nov, 2023
Bagaimana kamu tahu kalau pengadaan barang di apotek sukses? Berikut tolak ukur yang bisa diperhatikan. Simak, yuk!
Bisnis Apotek
oleh ditulis oleh Gina Dwi 16 Nov, 2023
Overstock, understock, dan deadstock sebaiknya bisa diminimalisir agar bisnis apotek tetap sehat. Yuk, cari tau tentang jenis status stok tersebut di sini!
Golongan Obat
13 Nov, 2023
Penanganan golongan obat keras harus diperhatikan agar kualitasnya terjamin dan tak berpotensi disalahgunakan. Yuk, simak tips-nya di sini!
Obat Kedaluwarsa di Apotek
31 Oct, 2023
Obat kedaluwarsa di apotek wajib dihindari karena sangat berbahaya bila sampai ke tangan konsumen. Apa bahayanya dan gimana tips pencegahannya? Simak di sini!
Harga Jual Obat
27 Oct, 2023
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi harga jual obat di apotek. Kira-kira apa saja? Yuk, cari tahu di sini beserta cara menghitungnya!
Postingan Lainnya
Share by: