Peran Apoteker: Bagaimana Cara Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat?
Baca artikel selengkapnya di bawah formulir Coba Gratis
Coba Gratis Farmacare
Kepatuhan minum obat diartikan sebagai istilah untuk menggambarkan perilaku pasien dalam mengonsumsi obat dengan benar sesuai dosis, frekuensi, dan waktunya. Kepatuhan ini tentu bisa dilatih dengan pembiasaan yang baik.
Apoteker punya peran penting dalam upaya meningkatkan kepatuhan minum obat bagi pasien. Melibatkan pasien untuk ikut bertanggung jawab atas dirinya, bisa menjadi salah satu cara yang efektif. Untuk lebih lengkapnya, simak dulu, yuk, ulasan di bawah ini!
Manfaat kepatuhan minum obat
Sebagian besar pasien enggan mengungkapkan perilaku mereka dalam mengonsumsi obat. Terkadang pasien merasa baik-baik saja, bahkan parahnya mereka tidak peduli apakah kesehatannya membaik atau tidak. Sehingga mereka mengabaikan kepatuhan minum obat.
Karena itu, pasien perlu disadarkan melalui edukasi bahwa bila mereka meminum obat dengan benar akan ada sejumlah manfaat, yaitu:
- Pada pasien penyakit kronis, dapat mencegah dan menunda komplikasi.
- Sebagai strategi efektif terapi obat saat pasien menjalani rawat jalan.
- Mengurangi frekuensi rawat inap, sehingga mampu meminimalisir beban biaya kesehatan.
Ketidakpatuhan pasien meminum obat yang diresepkan, justru menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Serta, adanya risiko penambahan dosis dan jenis obat yang seharusnya bisa dihindari.
Baca juga:
Bagaimana Cara Apoteker Melakukan Pemantauan Terapi Obat (PTO)?
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat
Ada beberapa faktor penyebab yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat bagi pasien, yaitu:
Kondisi ekonomi dan pendapatan
Beberapa penelitian menyebut bahwa tingkat sosio ekonomi yang lebih tinggi berkorelasi dengan kepatuhan pasien mengonsumsi obat. Kenapa? Ya, sering kali rasa malu karena tidak mampu membeli obat menjadi salah satu alasan ketidakjujuran pasien akan perilaku mereka mengonsumsi obat.
Rendahnya pendapatan atau kendala keuangan yang dialami pasien membuat mereka kesulitan untuk memperoleh obat-obatan. Apalagi bila harga obat yang harus dikonsumsi tidak terjangkau bagi mereka.
Pengetahuan pasien seputar kesehatan
Setiap pasien tidak memiliki literasi dan pengetahuan yang sama seputar kesehatan. Kurangnya pengetahuan seputar penyakit yang diderita pasien, membuat mereka cenderung apatis. Belum lagi bila harus memahami instruksi pada label (kemasan) obat, tidak semua pasien bisa memahaminya dengan mudah.
Selain itu, kurangnya literasi terkait penyakit yang diderita – membuat pasien tidak mengerti arti pentingnya mengonsumsi obat. Sering kali mereka tidak
aware
dengan dampak yang mungkin timbul ketika beberapa hari tidak minum obat. Bahkan mereka beranggapan, konsumsi obat untuk mengontrol penyakit disamakan sebagai efek dari ketergantungan obat.
Umur dan jenis kelamin
Umur dan jenis kelamin punya pengaruh pada kepatuhan pasien meminum obat. Secara umum, tingkat kepatuhan wanita muda lebih tinggi dari pria muda.
Namun, pasien pria penderita penyakit kronis di atas 60 tahun, dianggap lebih patuh dari wanita di kondisi dan golongan umur yang sama. Hal ini disebabkan karena turunnya faktor motivasi bagi wanita di usia tua untuk sembuh dari penyakitnya sehingga menurunkan kepatuhan minum obat.
Kejadian nyata akan efek samping
Banyaknya desas-desus kasus malpraktek, informasi yang keliru seputar efek samping obat, menimbulkan ketakutan tersendiri bagi pasien. Akibatnya rasa tidak percaya terhadap dokter yang meresepkan obat pun muncul.
Bahkan, muncul anggapan bahwa dokter menerima keuntungan dari perusahaan farmasi agar pasien mau mengonsumsi obat tertentu, yang berperan menurunkan ketidakpatuhan pasien mengonsumsi obat. Pasien terlalu mudah percaya pada isu yang belum pasti kebenarannya.
Peran apoteker dalam meningkatkan kepatuhan minum obat
Meski begitu, apoteker tidak bisa hanya tinggal diam bila mengetahui pasien atau pelanggan yang datang ke apotek tidak meminum obat dengan benar. Berikut peran yang bisa kamu lakukan sebagai apoteker di apotek:
Menyederhanakan aturan/jadwal minum obat
Kamu sebagai apoteker bisa bantu meningkatkan kepatuhan pasien minum obat dengan memilih dan mempertimbangkan kembali sediaan obat yang akan mereka minum. Jika memungkinkan, obat dengan aturan minum yang lebih sederhana, misal obat yang diminum hanya 1 - 2 kali sehari atau jenis obat hisap – bisa diberikan kepada pasien untuk menurunkan frekuensi minum obat.
Selain itu, sediaan farmasi bersifat
fixed doses combination yang menggabungkan 2 hingga 3 jenis obat dalam satu sediaan juga bisa menjadi solusi. Regimen yang lebih sederhana diharap memudahkan pasien, sehingga mereka lebih patuh meminum obatnya.
Bantu meningkatkan literasi pasien seputar pengobatan
Tidak jarang pasien kurang memahami bahaya penyakit yang dideritanya. Sehingga mereka sering menganggap remeh. Ditambah, kurangnya pemahaman terkait seberapa pentingnya fungsi obat yang mereka minum. Karena itu, tidak hanya menjadi tugas dokter – apoteker sebaiknya juga memberi edukasi ini kepada pasien, misal melalui konseling obat.
Bisa juga melalui percakapan ringan untuk mengukur sejauh mana pasien mengerti tentang penyakit yang dideritanya. Jika pasien benar-benar paham, mereka akan lebih
aware
dengan kesembuhannya dan termotivasi untuk selalu patuh minum obat.
Edukasi efek samping obat dan penanganannya
Untuk melindungi pasien dari sebaran informasi yang belum tentu kebenarannya, apoteker harus mengantisipasi dengan memberi edukasi seputar efek samping obat. Bahwa memang benar, semua obat memiliki risiko efek samping, namun sifatnya individual (tergantung kondisi pasien yang mengonsumsinya). Sehingga tidak bisa digeneralisasikan, dan pasien tidak perlu merasa takut.
Baca juga:
4 Cara Apoteker Edukasi Daftar Obat Jenis Sirup Aman Konsumsi
Informasi terkait potensi efek samping yang khas bagi setiap obat, sebaiknya disampaikan oleh apoteker dengan jelas. Juga beserta solusi penanganan terbaik bila mereka sampai mengalaminya.
Rekomendasikan obat sesuai demografi pasien
Jangan sampai pasien jadi tidak patuh minum obat karena kesulitan secara ekonomi untuk memperoleh obat tersebut. Karena itu, peresepan obat harus juga disesuaikan dengan kondisi ekonomi pasien, dimana mereka tinggal, dan apa pekerjaan mereka.
Jika pasien meminta alternatif obat dengan harga yang lebih terjangkau, apoteker bisa memberi rekomendasi terbaik, misal obat generik berlogo. Tentu seizin dari dokter
penulis resep. Harga dan jenis obat yang beragam, memberi kesempatan pada semua lapisan masyarakat untuk bisa memperoleh akses kesehatan yang setara.
Itu tadi beberapa cara untuk meningkatkan kepatuhan minum obat sebagai peran penting apoteker dalam pelayanan kefarmasian. Sehingga pasien dapat segera sembuh dari penyakitnya dan mengurangi beban biaya kesehatan yang lebih besar lagi. Buat kamu yang lagi
ngalamin
situasi ini, coba terapin, ya!
Referensi:
Tim OGB Dexa. Cara Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat. Ogbdexa.com: https://bit.ly/44u4djV
I Gede Made Saskara Edi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien pada Pengobatan: Telaah Sistematik. Jurnal Ilmiah: https://bit.ly/3EfmkiL